Arca Prajnyaparamita
![Arca Prajnyaparamita di Jakarta](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/7/73/Jakarta_districts.png/240px-Jakarta_districts.png)
![Arca Prajnaparamita](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/0c/Red_pog.svg/8px-Red_pog.svg.png)
Arca Prajnyaparamita / ꧋ꦥꦿꦗ꧀ꦤꦥꦫꦩꦶꦠ adalah arca seorang dewi pada pantheon agama Buddha yang mempunyai kedudukan tinggi di dalam aliran Mahāyāna.
Sejarah
Arca Prajnaparamita ini ditemukan di desa Singosari pada tahun 1818 oleh asisten Residen Malang yaitu D. Monnereau. Pada tahun 1822 arca ini dibawa ke Belanda oleh Prof. C.G.C Reinwardt dan tahun 1841 diserahkan ke Museum van Oudheden (sekarang Museum of Antiquities) di Leiden dengan nomor inventaris 1403-1587. Pada tahun 1903 arca kemudian dipindahkan ke Rijksmuseum voor Volkenkunde sebelum akhirnya diserahkan kepada Pemerintah Indonesia pada bulan Januari 1978. Kini Arca Prajnaparamita menjadi koleksi di Museum Nasional dengan nomor inventaris 17774. Oleh masyarakat Jawa pada waktu itu arca ini dianggap sebagai istri Buddha dan merupakan lambang ilmu pengetahuan yang sempurna. Arca berparas jelita yang oleh masyarakat dikenal juga dengan nama Ken Dedes.[1]
Kondisi
Arca yang terbuat dari batu andesit berwarna abu-abu muda dengan ukuran tinggi 126 cm, lebar 55 cm, dan tebal 55 cm. tersebut saat ini dalam keadaan baik hanya terdapat cacat (gumpil) di bagian lapik sisi sebelah kanan. Selain itu, bagian puncak praba (lingkaran cahaya yang terdapat pada belakang arca) juga telah aus permukaannya.[1]
Referensi
- ^ a b "ARCA PRAJNYAPARAMITA KOLEKSI MUSEUM NASIONAL NOMOR INVENTARIS 17774". Cagarbudaya.kemdikbud.go.id. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-05-14. Diakses tanggal 02 April 2020. Periksa nilai tanggal di:
|access-date=
(bantuan)
- l
- b
- s
![](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/44/Logo_Direktorat_Pelestarian_Cagar_Budaya_dan_Permuseuman.png/25px-Logo_Direktorat_Pelestarian_Cagar_Budaya_dan_Permuseuman.png)
- Arca Bhairawa
- Arca Buddha Dipangkara
- Arca Durga Mahisasuramardhini
- Arca Harihara
- Arca Prajnyaparamita
- Bendera Pusaka
- Biola WR Supratman
- Bokor emas cerita Ramayana
- Mahkota Sultan Siak
- Kakawin Nagarakretagama
- Lukisan Penangkapan Diponegoro
- Lukisan Pengantin Revolusi
- Lukisan Prambanan/Seko
- Naskah Proklamasi
- Prasasti Ciaruteun
- Prasasti Cidanghiang
- Prasasti Jambu
- Prasasti Kebonkopi I
- Prasasti Muara Cianten
- Prasasti Pasir Awi
- Prasasti Yupa
- Teks Proklamasi
- Tengkorak Manusia Fosil Ngawi I
- Benteng Belgica
- Benteng Duurstede
- Benteng Marlborough
- Benteng Van der Wijck
- Benteng Vastenburg
- Gedung Bank Indonesia
- Gedung Dwi Warna
- Gedung Merdeka
- Gedung NIAS
- Gedung Pancasila
- Gedung Perundingan Linggarjati
- Gedung Petronella
- Gedung PTPN XI Surabaya
- GPIB Immanuel Jakarta
- GPIB Sion Jakarta
- Hotel Majapahit
- Hotel Savoy Homann
- Candi Jabung
- Kantor Pos Besar Bandung
- Lawang Sewu
- Masjid Agung Surakarta
- Monumen Pers Nasional
- Museum Asi Mbojo
- Museum Geologi Bandung
- Gedung Kebangkitan Nasional
- Museum Nasional
- Museum Sumpah Pemuda
- Observatorium Bosscha
- Pesanggrahan Ngeksiganda
- Rumah Pengasingan Bung Hatta
- Rumah Pengasingan Bung Karno
- Rumah Rasuna Said
- Eks Rumah Raden Saleh
- RSUP dr. Kariadi
- Rumah Tjong A Fie
- Rumah W. R. Soepratman
- Stasiun Yogyakarta
- Benteng Oranje
- Benteng Victoria
- Candi Ceto
- Candi Jawi
- Candi Penataran
- Fort Rotterdam
- Gereja Katedral Jakarta
- Gua Braholo
- Gua Sunyaragi
- GPIB Immanuel Semarang
- Gunung Padang
- Istana Bung Hatta
- Kalimbuang Bori
- Kete Kesu
- Leang Timpuseng
- Liang Bua
- Makam Kyai Mojo
- Masjid Agung Demak
- Masjid Istiqlal
- Masjid Raya Al-Ma’shun
- Museum KA Ambarawa
- Museum Kirti Griya
- Perahu Kuno Rembang
- Pugung Raharjo
- Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. Soerojo
- Stasiun Radio AURI
![]() | Artikel bertopik budaya ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya. |
- l
- b
- s